Makalah
PENGARUH
KEPEMIMPINAN
TERHADAP
MOTIVASI KERJA
Oleh
:
MUHAMMAD SYARIF AL-QADRI
214 101 040
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS LAKIDENDE
KONAWE
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan
hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya. Selawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Dalam makalah “Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja” kami bermaksud membahas bagaimana peranan seorang pemimpin sebagai motifator kerja. Adapun
tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kepemimpinan.
Kami menyadari bahwa makalah ini kemungkinan-kemungkinan adanya
kekeliruan pasti ada dan masih sangat
jauh dari yang namanya kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk kesempurnaan makalah ini.
Uepai, November 2015
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan
Penulisan............................................................................................ 2
1.4 Manfaat
Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Peran Seorang Pemimpin .............................................................................. 6
3.2 Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja .................................... 10
BAB
IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.................................................................................................... 12
4.2 Saran.............................................................................................................. 12
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Menjadi pemimpin yang mendapat apresiasi dari bawahan tidaklah mudah.
Berbagai penilaian akan muncul baik yang positif maupun yang negatif. Itulah
sebabnya seseorang yang ingin menjadi pemimpin sejati harus mampu membenahi
dirinya bila pemikiran dan tindakannya bakal tituruti bawahan yang dipimpinnya.
Hal pertama yangharus dilakukan adalah
pada tataran filosofi yaitu dalam kepemimpinannya punya konsep untuk menghargai
martabat dan hakika manusia. Yang dihadapi adalah bawahan yang memiliki jiwa,
perasaan, hati dan pikiran. Jadi, seorang pemimpin tidak bisa menganggap bawahan
yang dipimpinnya seperti benda mati yang bisa dibawa sesuka hati menurut
kehendak sang pemimpin. Kemauan, aspirasi, persoalan yang dihadapi bawahan
harus menjadi pertimbangan kebijakan seorang pemimpin dalam kepemimpinannya.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan
seseorang untuk melakukan komunikasi, interaksi dan pengaruh terhadap apa dan
siapa yang dipimpinya. Dalam sebuah lembaga atau organisasi, peran seorang
pemimpin sangatlah dibutuhkan. Sebab, baik buruknya suatu kinerja dalam suatu
lembaga atau organisasi tergantung bagaimana seorang pemimpin memotivasi
kariawan, staf atau bawahannya.
Berangkat dari paparan di atas kami bermaksud membahas tentang pengaruh
kepemimpinan terhadap motivasi kerja.
1.2 Rumusan
Maslah
1.
Bagaaimana peran seorang
pemimpin dalam kepemimpinan ?
2.
Bagaimana pengaruh
kepemimpinan terhadap motifasi kerja ?
1.3 Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui dan
memahami peranan seorang pemimpin dalam kepemimpinannya.
2.
Untuk mengetahui dan
memahami pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja.
1.4 Manfaat
Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini ialah sebagai bahan acuan dan
penambah wawasan ilmu pengetahuan dalam mengkaji dan memahami bagaimana peran
seorang pemimpin dalam kepemimpinannya serta bagaimana pengaruh kepemimpinan
terhadap motivasi kerja.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Peran merupakan kemampuan seseorang dalam memposisikan
diri sesuai ruang dan waktu serta dapat memahami apa yang menjadi tugas
dan tanggung jawabnya. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus tahu dan mampu memainkan
peran kepemimpinannya sebagai seorang pemimpin. Seperti kutipan dari
defenisi Peran merupakan perilaku yang di tuntut untuk memenuhi harapan
dari apa yang di perankannya. (Tim penyusun kamus pusat pembina dan
pengembangan bahasa, 1985:667/ Skripsi, 2010:6). Sehingga seorang pemimpin
dalam memimpin tahu apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dalam
kepemimpinannya. Sebab seorang pemimpin harus dapat membedakan posisi dirinya
dimana disatu sisi dia juga adalah bagian dari yang ia pimpin dan disisi lain
ia mempunyai tambahan nilai positif yaitu
ia adalah seorang pempinan yang harus bertanggungjawab atas apa dan siapa yang
ia pimpin.
Kinerja merupakan kondisi
yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk
mengetahui tingkat pencapaian hasil. Sedangkan menurut Bernadin (1993) dalam Istiningsih
mendefinisikan kinerja sebagai hasil prestasi kerja yang telah dicapai seorang
karyawan sesuai dengan fungsi tugasnya. Kinerja karyawan mengacu pada prestasi
seseorang yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahaan.
Menurut A.P Mangkunegara
(2004) kinerja merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan. Kesediaan dan ketrampilan seorang tidaklah cukup efektif untuk
mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan
dan bagaiamana mengerjakannya.
Dessler (1997) memberikan
pengertian tentang kinerja yaitu merupakan perbandingan antara hasil kerja yang
secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan dan kinerja itu sendiri lebih
memfokuskan pada hasil kerjanya, sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002)
kinerja pada dasarnya apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh
karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan
kontribusi kepada organisasi. Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat
diartikan sebagai catatan dari suatu pekerjaan atau tugas yang telah dicapai
seseorang melalui pengevaluasian atau penilaian kinerja karyawan yang dilakukan
oleh organisasi selama periode tertentu.
Mathis dan Jackson (2002)
lebih lanjut memberikan standar kinerja seseorang yang dilihat kuantitas
output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja dan
sikap kooperatif. Standar kinerja tersebut ditetapkan berdasarkan kriteria
pekerjaan yaitu menjelaskan apa-apa saja yang sudah diberikan organisasi untuk
dikerjakan oleh karyawannya, oleh karena itu kinerja individual dalam kriteria
pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan dengan standar yang ada dan hasilnya
harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan.
Ivancevich (2001) kinerja
karyawan setiap periodik perlu dilakukan penilaian, hal ini karena kinerja
karyawan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai analisis untuk kebutuhan
dilaksanakannya pelatihan. Penilaian kinerja mempunyai dua kegunaan utama.
Penilaian pertama adalah mengukur kinerja untuk tujuan memberikan penghargaan.
Kegunaan yang lainya adalah mengembangakan potensi individu (Mathis &
Jackson, 2002).
Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Dessler (1997) bahwa tiga tujuan dari penilaian kinerja yaitu
memberikan informasi tentang dapat dilakukannya promosi atau penetapan gaji,
meninjau perilaku yang berhubungan dengan kerja bawahan dan untuk perencanaan
dan pengembangan karir karyawan karena penilaian memberikan suatu peluang yang
baik untuk meninjau rencana karir seseorang
yang dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang diperlihatkan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Peran
Seorang Pemimpin
Seorang
pemimpin dalam roda kepemimpinannya harus mempunyai impian bukan sekedar mimpi
saja, dimana ia harus mempunyai visi dan misi yang akan berkembang dan
terciptanya program-program yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan dan
harapan dari suatu pembangunan. Untuk patut kita pahami apa itu kepemimpinan.
Berdasarkan kata dasar “pimpin” (lead) yang berarti bimbing atau tuntun, yang
mana didalamnya ada dua pihak yaitu yang dipimpin (umat) dan yang memimpin
(imam) dan kemudian setelah ditambahkan awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader)
berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi
sehingga oranglain tersebut bertindak sesuai dalam mencapai tujuan tertentu.
Selanjutnya apabila ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang
mengepalai. Antara pemimpin dan pimpinan dapat dibedakan, yaitu pimpinan
(kepala) cendrung lebih otokratis, sedangkan pemimpin (ketua) cendrung lebih
demokratis, dan kemudian setelah dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi
“kepemimpinan” (leadership) berarti kemapuan dan kepribadian seseorang dalam
mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian
tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal
struktur dan pusat proses kelompok, (kepemimpinan pemerintahan indonesia,
2003:1).
Kepemimpinan
seperti dikatakan bahwa merupakan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang
lain dalam mencapai apa yang diinginkannya. Sehingga proses mempengaruhi itu harus
dimiliki oleh sosok pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Oleh sebab
itu Menurut B.H. Raven (kepemimpinan,2005:4) mendefenisikan pemimpin
sebagai “seseorang yang menduduki suatu posisi di kelompok itu sesuai dengan
ekspektasi peran dari posisi tersebut dan mengkoordianasi serta mengarahkan
kelompok untuk mempertahankan diri serta mencapai tujuan. Sehingga seorang
pemimpin harus tegas dan berwibawa agar orang yang dipengaruhinya dapat menaruh
hormat sebagai panutan dalam kehidupannya. Seperti yang dikatakan D.O. Sears
(kepemimpinan,2005:4) menyatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memulai
suatu tindakan, memberi arah, mengambil keputusan, menyelesaikan perselisihan
diantara anggota kelompok, memberi dorongan, menjadi panutan, dan berada di
depan dalam aktivitas-aktivitas kelompok. Dan disamping itu kemampuan memimpin
pun tidak begitu saja muncul bagaikan mimpin melainkan melalui proses sesorang
dalam perkembangan dilingkunganya maupun dalam keluarga sehingga tiap-tiap
pemimpin memiliki ciri sendiri-sendiri dalam seni memimpin. Untuk itu seorang pemimpin
harus memiliki pengalaman yang baik dalam kehidupan sehari-hari dalam memiliki
pengetahuan akan lembaga atau organisasi yang dipimpinnya sehingga ia mampu
memberikan seni memimpinnya dengan baik dihati bawahannya. Kemudian kemampuan
seseorang dalam menjalankan kepemimpinan akan sangat lebih baik dengan
pendekatan secara emosional dibandingkan dengan melalui tindakan dengan sistem
atau dengan modal kekuasaan secara politik tanpa adanya modal hubungan
emosianal dengan orang atau kelompok yang dipimpinnya. Sebab itu seperti
yang dikatakan oleh G.U. Cleeton dan C.w. Mason (kepemimpinan pemerintahan
indonesia, 2003:2) kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang
dan mencapai melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan
melalui penggunaan kekuasaan.
Disamping
itu kita perlu memahami dan mengetahui seni-seni dalam memimpin itu sendiri
sehingga kita bisa paham dan mengerti model dalam kepemimpianan seseorang dalam
memimpin orang atau kelompok yang dipimpinnya. Karena dalam proses kepemimpinan
tidak terlepas dari gaya kepemimpinan seseorang dalam mempengauhi kelompok atau
orang yang mendapat pengaruh tersebut. Jadi seorang pemimpin juga harus mampu
memiliki ciri khas memimpin sesuai kondisi ruang dalam pola kehidupan serta
kultur yang berlaku dimana ia menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan
merupakan faktor penting untuk menentukan kemajuan suatu lembaga atau
organisasi yang menjadi tanggung jawab seorang pemimpin, tetapi seorang
pemimpin juga tidak mungkin melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk
menjadikan suatu lembaga atau organisasi semakin maju tanpa adanya dukungan dan
partisipasi dari bawahan, untuk itu pemimpin dan juga partisipasi dari bawahan
harus berjalan secara seiring dan sejalan agar tercipta suasana yang kondusif dan
harmonis sehingga tujuan dan cita-cita untuk menjadikan suatu lembaga atau
organisasi semakin baik akan bisa terwujud. Oleh karena itu seorang pemimpin
dalam mencapai suatu tujuan lembaga atau organisasi tidak mungkin dilakukan
sendiri, seorang pemimpin juga perlu partisipasi dari semua anggotanya untuk
ikut mensukseskan program-program yang telah direncanakan sebelumnya. Peran
seorang pemimpin sangat diperlukan dalam
hal membangkitkan partisipasi dan antusias kerja bawahan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawabnya. Dan upaya seorang pemimpin dalam membangkitkan
partisipasi dan antusias kerja bawahan, salah satunya ditunjukkan dengan cara
pendekatan terhadap bawahannya.
Figur seorang pemimpin juga harus bisa memberikan
kesan yang positif kepada bawahannya dan juga memang benar-benar loyalitas dan
juga mampu memimpin dengan baik, karena faktor subyektifitas masih sangat
mungkin terjadi. Dengan adanya kesan yang positif dari bawahan maka akan lebih
mudah proses interaksi dan juga komunikasi, sehingga terciptanya suatu kondisi
yang harmonis dan dengan sendirinya partisipasi dan antusias kerja akan
terwujud.
Peran seorang pemimpin dalam kepemimpinannya ialah
sebagai berikut :
a. Peran
pemimpin sebagai motivator, pendorong, penggerak atau seseorang yang memberikan
motivasi untuk mencapai suatu tujuan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan
apa yang diharapkan.
b. Peran
pemimpin sebagai fasilitator, bahwa pemimpin menjalankan perannya sebagai
fasilitator dalam hal memfasilitasi atau melengkapi kebutuhan yang diperlukan
dalam proses kerja.
c. Peran
pemimpin sebagai mediator, yaitu yang menentukan keberhasilan setiap program
dan rancangan perencanaan yang telah di rencanakan oleh karena itu peran
pemimpin sebagai mediator harus dapat dilaksanakan dengan baik.
3.2
Pengaruh
Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja.
Kepemimpinan
biasa dimaknai sebagai sebuah rangkaian menggerakkan, menuntun, memandu,
mengorganisir, mengkonsolidasi sejumlah orang dalam sebuah kelompok. Kelompok
tersebut bisa organisasi, negara, lembaga tertentu, dan golongan masyarakat
tertentu dalam sebuah proses yang terus-meenerus untuk mencapai tujuan yang
sudah disepakati bersama. Bisa juga untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
oleh aturan dimana orang-orang telah mengikat diri dengan kelompok itu, atau
dengan aturang yang telah dibuat bersama.
Beberapa
pakar menjelaskan bahwa dalam suatu kepemimpinan setidaknya ada beberapa unsur.
Unsur-unsur tersebut meliputi : ada yang dipimpin; ada upaya menggerakkan dan
memotivasi pemimpin dan yang dipimpin untuk menyukseskan program kelompok atau
organisasinya; ada tujuan bersama yang akan dicapai; serta ada proses
terus-menerusuntuk membenahi diri, otokritik, dan belajar dari
kesalahan-kesalahan sehingga semakin mendekatkan kepemimpinan dengan tujuan
yang ingin dicapai (Khalik, 2010 : 3)
Seorang
pemimpin yang baik adalah yang dalam dirinya bisa mengakumulasi unsur-unsur
kepemimpinan sekaligus memiliki manajemen. Manajemen yang dimaksud tentu saja yang
telah diperbaharui dan disesuaikan dalam organisasinya dan bukan sebagai
manajemen bisnis dan perusahaan. Dengan kata lain, manajemen tersebut untuk
mencapai tujuan dan target bersama sebuah organisasi ataupun sebuah bangsa.
Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki manajemen untuk membuat
orang-orang yang dipimpin bisa mensukseskan tujuan bersama dari sebuah
organisasi.
Berangkat dari peran pemimpin sebagai motifator,
pendorong, penggerak atau seseorang yang memberikan motivasi untuk mencapai
suatu tujuan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka
dapat kita telaah bahwa peranan seorang pemimpin atas kepemimpinan sangat
berpengaruh terhadap motivasi kerja. Karena dengan adanya seorang pemimpin yang
benar-benar berjiwa kepemimpinan yang baik maka akan baik dalam memotivasi bawahannya,
sehingga tujuan yang telah direncanakan akan tercapai dengan baik yakni secara
efektif dan efisien. Dengan demikian hasil
prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan atau bawahan akan sesuai
dengan fungsi tugasnya. Dimana kinerja karyawan atau bawahan mengacu pada
prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang
ditetapkan lembaga atau organisasi.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Berdasarkan
paparan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
1.
Peran seorang pemimpin
sangat diperlukan dalam hal membangkitkan partisipasi dan antusias kerja
bawahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dan upaya seorang
pemimpin dalam membangkitkan partisipasi dan antusias kerja bawahan, salah
satunya ditunjukkan dengan cara pendekatan terhadap bawahannya.
2.
Peranan seorang pemimpin atas kepemimpinan sangat
berpengaruh terhadap motivasi kerja. Karena dengan adanya seorang pemimpin yang
benar-benar berjiwa kepemimpinan yang baik maka akan baik dalam memotivasi
bawahannya, sehingga tujuan yang telah direncanakan akan tercapai dengan baik
yakni secara efektif dan efisien. Dengan demikian hasil prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan atau
bawahan akan sesuai dengan fungsi tugasnya.
4.2
Saran
Makalah ini akan menjadi bahan tambahan ilmu pengaetahuan dan wawasan para pembaca
dalam mengkaji pengaruh kepeminmpinan terhadap motivasi kerja, tentunya dalam
makalah ini masih jauh dengan yang namnya kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Khalik, Nur. 2010. Kepemimpinan Kaum Muda. Karanganom :
Cempaka Putih.
Patahna, Muchlis. 2010. Hukum dan Demokrasi Membangun Karakter
Bangsa. Tanggerang : CV Azkia Jaya.
Syafiie, Kencana Inu. 2003. Kepemimpinan
pemerintahan Indonesia. Jakarta : PT.Refika Susandi.
http://qadryputraselayar.blogspot.com/2014/06/kinerja-pemimpin-dan-karyawan-dalam-manajemen.html. Diakses Pada Tanggal 05 November 2015.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar