Selasa, 17 November 2015

KEPEMIMPINAN _ Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja

Makalah
PENGARUH KEPEMIMPINAN
TERHADAP MOTIVASI KERJA







Oleh :

MUHAMMAD SYARIF AL-QADRI
214 101 040


PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI
UNIVERSITAS LAKIDENDE
KONAWE
2015



KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Selawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
            Dalam makalah Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja kami bermaksud membahas bagaimana peranan seorang pemimpin sebagai motifator kerja. Adapun tujuan selanjutnya adalah untuk memenuhi salah satu  tugas mata kuliah Kepemimpinan.
            Kami menyadari bahwa makalah ini kemungkinan-kemungkinan adanya kekeliruan pasti ada dan masih sangat jauh dari yang namanya kesempurnaan, maka dari itu kami  mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Uepai,  November 2015
Penulis,






DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3  Tujuan Penulisan............................................................................................ 2
1.4  Manfaat Penulisan.......................................................................................... 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................ 3

BAB III PEMBAHASAN
3.1  Peran Seorang Pemimpin .............................................................................. 6
3.2  Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja  .................................... 10

BAB IV PENUTUP
4.1  Kesimpulan.................................................................................................... 12
4.2  Saran.............................................................................................................. 12


DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Menjadi pemimpin yang mendapat apresiasi dari bawahan tidaklah mudah. Berbagai penilaian akan muncul baik yang positif maupun yang negatif. Itulah sebabnya seseorang yang ingin menjadi pemimpin sejati harus mampu membenahi dirinya bila pemikiran dan tindakannya bakal tituruti bawahan yang dipimpinnya. Hal  pertama yangharus dilakukan adalah pada tataran filosofi yaitu dalam kepemimpinannya punya konsep untuk menghargai martabat dan hakika manusia. Yang dihadapi adalah bawahan yang memiliki jiwa, perasaan, hati dan pikiran. Jadi, seorang pemimpin tidak bisa menganggap bawahan yang dipimpinnya seperti benda mati yang bisa dibawa sesuka hati menurut kehendak sang pemimpin. Kemauan, aspirasi, persoalan yang dihadapi bawahan harus menjadi pertimbangan kebijakan seorang pemimpin  dalam kepemimpinannya.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa kepemimpinan merupakan suatu kemampuan seseorang untuk melakukan komunikasi, interaksi dan pengaruh terhadap apa dan siapa yang dipimpinya. Dalam sebuah lembaga atau organisasi, peran seorang pemimpin sangatlah dibutuhkan. Sebab, baik buruknya suatu kinerja dalam suatu lembaga atau organisasi tergantung bagaimana seorang pemimpin memotivasi kariawan, staf atau bawahannya.
Berangkat dari paparan di atas kami bermaksud membahas tentang pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja.
1.2    Rumusan Maslah
1.    Bagaaimana peran seorang pemimpin dalam kepemimpinan ?
2.    Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap motifasi kerja ?
1.3    Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui dan memahami peranan seorang pemimpin dalam kepemimpinannya.
2.    Untuk mengetahui dan memahami pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja.
1.4    Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan makalah ini ialah sebagai bahan acuan dan penambah wawasan ilmu pengetahuan dalam mengkaji dan memahami bagaimana peran seorang pemimpin dalam kepemimpinannya serta bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja.


BAB II
KAJIAN  PUSTAKA
Peran merupakan kemampuan seseorang dalam memposisikan diri sesuai ruang dan waktu serta dapat memahami apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Oleh sebab itu seorang pemimpin harus tahu dan mampu memainkan peran kepemimpinannya sebagai seorang pemimpin. Seperti kutipan dari defenisi Peran merupakan perilaku yang di tuntut untuk memenuhi harapan dari apa yang di perankannya. (Tim penyusun kamus pusat pembina dan pengembangan bahasa, 1985:667/ Skripsi, 2010:6). Sehingga seorang pemimpin dalam memimpin tahu apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya dalam kepemimpinannya. Sebab seorang pemimpin harus dapat membedakan posisi dirinya dimana disatu sisi dia juga adalah bagian dari yang ia pimpin dan disisi lain ia mempunyai tambahan nilai positif  yaitu ia adalah seorang pempinan yang harus bertanggungjawab atas apa dan siapa yang ia pimpin.
Kinerja merupakan kondisi yang harus diketahui dan diinformasikan kepada pihak-pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil. Sedangkan menurut Bernadin (1993) dalam Istiningsih mendefinisikan kinerja sebagai hasil prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan sesuai dengan fungsi tugasnya. Kinerja karyawan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan perusahaan.
Menurut A.P Mangkunegara (2004) kinerja merupakan hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Kesediaan dan ketrampilan seorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang akan dikerjakan dan bagaiamana mengerjakannya.
Dessler (1997) memberikan pengertian tentang kinerja yaitu merupakan perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang ditetapkan dan kinerja itu sendiri lebih memfokuskan pada hasil kerjanya, sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002) kinerja pada dasarnya apa yang dikerjakan dan yang tidak dikerjakan oleh karyawan. Kinerja karyawan mempengaruhi seberapa banyak mereka memberikan kontribusi kepada organisasi. Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat diartikan sebagai catatan dari suatu pekerjaan atau tugas yang telah dicapai seseorang melalui pengevaluasian atau penilaian kinerja karyawan yang dilakukan oleh organisasi selama periode tertentu.
Mathis dan Jackson (2002) lebih lanjut memberikan standar kinerja seseorang yang dilihat kuantitas output, kualitas output, jangka waktu output, kehadiran di tempat kerja dan sikap kooperatif. Standar kinerja tersebut ditetapkan berdasarkan kriteria pekerjaan yaitu menjelaskan apa-apa saja yang sudah diberikan organisasi untuk dikerjakan oleh karyawannya, oleh karena itu kinerja individual dalam kriteria pekerjaan haruslah diukur, dibandingkan dengan standar yang ada dan hasilnya harus dikomunikasikan kepada seluruh karyawan.
Ivancevich (2001) kinerja karyawan setiap periodik perlu dilakukan penilaian, hal ini karena kinerja karyawan tersebut nantinya dapat digunakan sebagai analisis untuk kebutuhan dilaksanakannya pelatihan. Penilaian kinerja mempunyai dua kegunaan utama. Penilaian pertama adalah mengukur kinerja untuk tujuan memberikan penghargaan. Kegunaan yang lainya adalah mengembangakan potensi individu (Mathis & Jackson, 2002).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dessler (1997) bahwa tiga tujuan dari penilaian kinerja yaitu memberikan informasi tentang dapat dilakukannya promosi atau penetapan gaji, meninjau perilaku yang berhubungan dengan kerja bawahan dan untuk perencanaan dan pengembangan karir karyawan karena penilaian memberikan suatu peluang yang baik untuk meninjau rencana karir seseorang  yang dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang diperlihatkan.





BAB III
PEMBAHASAN
3.1    Peran Seorang Pemimpin
Seorang pemimpin dalam roda kepemimpinannya harus mempunyai impian bukan sekedar mimpi saja, dimana ia harus mempunyai visi dan misi yang akan berkembang dan terciptanya program-program yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan dan harapan dari suatu pembangunan. Untuk patut kita pahami apa itu kepemimpinan. Berdasarkan kata dasar “pimpin” (lead) yang berarti bimbing atau tuntun, yang mana didalamnya ada dua pihak yaitu yang dipimpin (umat) dan yang memimpin (imam) dan kemudian setelah ditambahkan awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan komunikasi sehingga oranglain tersebut bertindak sesuai dalam mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya apabila ditambah akhiran “an” menjadi “pimpinan” artinya orang yang mengepalai. Antara pemimpin dan pimpinan dapat dibedakan, yaitu pimpinan (kepala) cendrung lebih otokratis, sedangkan pemimpin (ketua) cendrung lebih demokratis, dan kemudian setelah dilengkapi dengan awalan “ke” menjadi “kepemimpinan” (leadership) berarti kemapuan dan kepribadian seseorang dalam mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakukan tindakan pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok, (kepemimpinan pemerintahan indonesia, 2003:1).
Kepemimpinan seperti dikatakan bahwa merupakan kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dalam mencapai apa yang diinginkannya. Sehingga proses mempengaruhi itu harus dimiliki oleh sosok pemimpin dalam menjalankan kepemimpinannya. Oleh sebab itu Menurut B.H. Raven (kepemimpinan,2005:4) mendefenisikan pemimpin sebagai “seseorang yang menduduki suatu posisi di kelompok itu sesuai dengan ekspektasi peran dari posisi tersebut dan mengkoordianasi serta mengarahkan kelompok untuk mempertahankan diri serta mencapai tujuan. Sehingga seorang pemimpin harus tegas dan berwibawa agar orang yang dipengaruhinya dapat menaruh hormat sebagai panutan dalam kehidupannya. Seperti yang dikatakan D.O. Sears (kepemimpinan,2005:4) menyatakan bahwa pemimpin adalah seseorang yang memulai suatu tindakan, memberi arah, mengambil keputusan, menyelesaikan perselisihan diantara anggota kelompok, memberi dorongan, menjadi panutan, dan berada di depan dalam aktivitas-aktivitas kelompok. Dan disamping itu kemampuan memimpin pun tidak begitu saja muncul bagaikan mimpin melainkan melalui proses sesorang dalam perkembangan dilingkunganya maupun dalam keluarga sehingga tiap-tiap pemimpin memiliki ciri sendiri-sendiri dalam seni memimpin. Untuk itu seorang pemimpin harus memiliki pengalaman yang baik dalam kehidupan sehari-hari dalam memiliki pengetahuan akan lembaga atau organisasi yang dipimpinnya sehingga ia mampu memberikan seni memimpinnya dengan baik dihati bawahannya. Kemudian kemampuan seseorang dalam menjalankan kepemimpinan akan sangat lebih baik dengan pendekatan secara emosional dibandingkan dengan melalui tindakan dengan sistem atau dengan modal kekuasaan secara politik tanpa adanya modal hubungan emosianal dengan orang atau kelompok yang dipimpinnya. Sebab itu seperti yang dikatakan oleh G.U. Cleeton dan C.w. Mason (kepemimpinan pemerintahan indonesia, 2003:2) kepemimpinan menunjukan kemampuan mempengaruhi orang-orang dan mencapai melalui himbauan emosional dan ini lebih baik dibandingkan dengan melalui penggunaan kekuasaan.
Disamping itu kita perlu memahami dan mengetahui seni-seni dalam memimpin itu sendiri sehingga kita bisa paham dan mengerti model dalam kepemimpianan seseorang dalam memimpin orang atau kelompok yang dipimpinnya. Karena dalam proses kepemimpinan tidak terlepas dari gaya kepemimpinan seseorang dalam mempengauhi kelompok atau orang yang mendapat pengaruh tersebut. Jadi seorang pemimpin juga harus mampu memiliki ciri khas memimpin sesuai kondisi ruang dalam pola kehidupan serta kultur yang berlaku dimana ia menjalankan kepemimpinannya.
Kepemimpinan merupakan faktor penting untuk menentukan kemajuan suatu lembaga atau organisasi yang menjadi tanggung jawab seorang pemimpin, tetapi seorang pemimpin juga tidak mungkin melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjadikan suatu lembaga atau organisasi semakin maju tanpa adanya dukungan dan partisipasi dari bawahan, untuk itu pemimpin dan juga partisipasi dari bawahan harus berjalan secara seiring dan sejalan agar tercipta suasana yang kondusif dan harmonis sehingga tujuan dan cita-cita untuk menjadikan suatu lembaga atau organisasi semakin baik akan bisa terwujud. Oleh karena itu seorang pemimpin dalam mencapai suatu tujuan lembaga atau organisasi tidak mungkin dilakukan sendiri, seorang pemimpin juga perlu partisipasi dari semua anggotanya untuk ikut mensukseskan program-program yang telah direncanakan sebelumnya. Peran seorang pemimpin  sangat diperlukan dalam hal membangkitkan partisipasi dan antusias kerja bawahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dan upaya seorang pemimpin dalam membangkitkan partisipasi dan antusias kerja bawahan, salah satunya ditunjukkan dengan cara pendekatan terhadap bawahannya.
Figur seorang pemimpin juga harus bisa memberikan kesan yang positif kepada bawahannya dan juga memang benar-benar loyalitas dan juga mampu memimpin dengan baik, karena faktor subyektifitas masih sangat mungkin terjadi. Dengan adanya kesan yang positif dari bawahan maka akan lebih mudah proses interaksi dan juga komunikasi, sehingga terciptanya suatu kondisi yang harmonis dan dengan sendirinya partisipasi dan antusias kerja akan terwujud.
Peran seorang pemimpin dalam kepemimpinannya ialah sebagai berikut :
a.       Peran pemimpin sebagai motivator, pendorong, penggerak atau seseorang yang memberikan motivasi untuk mencapai suatu tujuan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
b.      Peran pemimpin sebagai fasilitator, bahwa pemimpin menjalankan perannya sebagai fasilitator dalam hal memfasilitasi atau melengkapi kebutuhan yang diperlukan dalam proses kerja. 
c.       Peran pemimpin sebagai mediator, yaitu yang menentukan keberhasilan setiap program dan rancangan perencanaan yang telah di rencanakan oleh karena itu peran pemimpin sebagai mediator harus dapat dilaksanakan dengan baik.
3.2    Pengaruh Kepemimpinan Terhadap Motivasi Kerja.
Kepemimpinan biasa dimaknai sebagai sebuah rangkaian menggerakkan, menuntun, memandu, mengorganisir, mengkonsolidasi sejumlah orang dalam sebuah kelompok. Kelompok tersebut bisa organisasi, negara, lembaga tertentu, dan golongan masyarakat tertentu dalam sebuah proses yang terus-meenerus untuk mencapai tujuan yang sudah disepakati bersama. Bisa juga untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan oleh aturan dimana orang-orang telah mengikat diri dengan kelompok itu, atau dengan aturang yang telah dibuat bersama.
Beberapa pakar menjelaskan bahwa dalam suatu kepemimpinan setidaknya ada beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut meliputi : ada yang dipimpin; ada upaya menggerakkan dan memotivasi pemimpin dan yang dipimpin untuk menyukseskan program kelompok atau organisasinya; ada tujuan bersama yang akan dicapai; serta ada proses terus-menerusuntuk membenahi diri, otokritik, dan belajar dari kesalahan-kesalahan sehingga semakin mendekatkan kepemimpinan dengan tujuan yang ingin dicapai (Khalik, 2010 : 3)
Seorang pemimpin yang baik adalah yang dalam dirinya bisa mengakumulasi unsur-unsur kepemimpinan sekaligus memiliki manajemen. Manajemen yang dimaksud tentu saja yang telah diperbaharui dan disesuaikan dalam organisasinya dan bukan sebagai manajemen bisnis dan perusahaan. Dengan kata lain, manajemen tersebut untuk mencapai tujuan dan target bersama sebuah organisasi ataupun sebuah bangsa. Oleh karena itu, seorang pemimpin harus memiliki manajemen untuk membuat orang-orang yang dipimpin bisa mensukseskan tujuan bersama dari sebuah organisasi.
Berangkat dari peran pemimpin sebagai motifator, pendorong, penggerak atau seseorang yang memberikan motivasi untuk mencapai suatu tujuan agar pelaksanaan berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, maka dapat kita telaah bahwa peranan seorang pemimpin atas kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja. Karena dengan adanya seorang pemimpin yang benar-benar berjiwa kepemimpinan yang baik maka akan baik dalam memotivasi bawahannya, sehingga tujuan yang telah direncanakan akan tercapai dengan baik yakni secara efektif dan efisien. Dengan demikian hasil prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan atau bawahan akan sesuai dengan fungsi tugasnya. Dimana kinerja karyawan atau bawahan mengacu pada prestasi seseorang yang diukur berdasarkan standar atau kriteria yang ditetapkan lembaga atau organisasi.



BAB IV
PENUTUP
4.1    Kesimpulan
Berdasarkan paparan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa :
1.      Peran seorang pemimpin  sangat diperlukan dalam hal membangkitkan partisipasi dan antusias kerja bawahan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dan upaya seorang pemimpin dalam membangkitkan partisipasi dan antusias kerja bawahan, salah satunya ditunjukkan dengan cara pendekatan terhadap bawahannya.
2.      Peranan seorang pemimpin atas kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja. Karena dengan adanya seorang pemimpin yang benar-benar berjiwa kepemimpinan yang baik maka akan baik dalam memotivasi bawahannya, sehingga tujuan yang telah direncanakan akan tercapai dengan baik yakni secara efektif dan efisien. Dengan demikian hasil prestasi kerja yang telah dicapai seorang karyawan atau bawahan akan sesuai dengan fungsi tugasnya.
4.2    Saran
Makalah ini akan menjadi bahan tambahan  ilmu pengaetahuan dan wawasan para pembaca dalam mengkaji pengaruh kepeminmpinan terhadap motivasi kerja, tentunya dalam makalah ini masih jauh dengan yang namnya kesempurnaan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Khalik, Nur. 2010. Kepemimpinan Kaum Muda. Karanganom : Cempaka Putih.
Patahna, Muchlis. 2010. Hukum dan Demokrasi Membangun Karakter Bangsa. Tanggerang : CV Azkia Jaya.
Syafiie, Kencana Inu. 2003. Kepemimpinan pemerintahan Indonesia. Jakarta : PT.Refika Susandi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar